Senin, 15 Januari 2018

Lelaki yang tidak kuinginkan (Part 1)

Lelaki yang tidak kuinginkan (Part 1) Tulisan ini aku tulis ketika aku lagi di kantor sedang gak ngapa-ngapain lebih tepatnya lagi males kerja walaupun lagi ada deadline kerjaan di tahun lalu dari P4TK Bandung sih bukan dari kantor jadi mendadak pengen nulis dan ngeblog. Semoga menjadi awal tahun 2018 yang manis  ini hanya sedikit cerita tentang pertemuan aku & suami tercinta hingga hari pernikahan kami. Mungkin sebagian orang mungkin lebih tepatnya kawan-kawan kuliah yang sudah jarang berkomunikasi akan kaget dengan kabar rencana pernikahan ku di Desember 2017 lalu. Ya mungkin karena tidak ada postingan di sosial media manapun hingga akhirnya ada kabar yang beredar tentang rencana pernikahan itu. Semua itu bermula ketika aku selesai sidang akhir lalu menyelesaikan masa revisi dan lain-lainnya maka sesudah itu saya kembali ke rumah orang tua dan mulai mencari pekerjaan. Tepatnya di 2016 akhir aku melamar pekerjaan tanpa tau dia juga melamar pekerjaan di tempat yang sama lalu bekerja di tempat dan di ruangan yang sama bahkan sampai sebelahan meja. Januari berlalu februari berlalu dengan biasa aja dan kami bekerja dengan seharusnya pegawai baru walaupun sering di olok-olokin buat jadian tapi buat aku tetap biasa-biasa aja, karena dia laki-laki yang awlanya aku hindari untuk sekedar jalan dengan ketidakjelasan. Di pertengahan bulan maret aku ke rumahnya untuk mengantar undangan keluargaku lalu siangnya di kantor dia cerita kalo bapak bilang “calon menantuku datang” sontak aku kaget dan langsung mikir ini ada apa yang ngebuat jadi gak karuan rasa berhari-hari. Rasa campur aduk menjadi ketakutan itu mendomininan karena ini akan terjadi dalam waktu cepat namun aku pikir aku belum siap dan masih mendominan rasa ketakutan apa aku mampu?. Hari terus berganti namun tidak ada tanda-tanda rencana itu akan terlaksana dan aku bisa dengan tenang untuk sementara waktu. Maret berlalu hingga april berlalu mei berlalu hingga juli bulan ramadhan pun berlalu dengan damai dan tenang hingga akhir juli tepatnya di 25 Juli 2017 sore dia whatsapp aku dan menyampaikan keinginannya untuk datang ke rumah dan menemui orang tua ku. So nervous ba’da isya dia beneran datang sendirian dan selama dia datang duduk di ruang tamu menghadap orang tua ngobrol dengan santai dan aku cuma diam gak ngomong apapun selama pembicaraan itu berlangsung dengan perasaan campur aduk. Sesudah itu besok subuhnya dia whatsapp aku Cuma buat nyanyain “kok diem? Galau ya?” hahahhahahaa aku hanya selalu mengontrol diri dengan surah Al-Baqarah ini: وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللَّـهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216). “Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa: 19) Gak pasrah tapi lebih ke tawakal dan berserah diri mana yang seharusnya terbaik untukku saat ini dan kedepannya. PS: nulis ini sambil dengerin lagu OST Descendants Of The Sun streaming YouTube